Menjadi Cantik

Pernahkah kamu membandingkan dirimu dengan banyak perempuan?
Ketika akhirnya kamu memandang mereka bak seorang dewi,
Menjadikan mereka tolak ukur seluruh arti keindahan bagi seseorang,
Terlebih bila sosok yang biasa duduk di pojok hatimu juga mendamba pada sang putri

Terlintas dalam benakmu, pertanyaan sesederhana apakah kamu cantik atau kapan kamu jadi secantik dirinya.
Mendamba sanjungan, haus pujian, meski dasar hatimu memahami apa yang lebih bermakna dari itu.

Lalu semuanya menjadi kabut, pikiran berkecambuk, dan hati yang terkulai tak mampu,
Tatkala terucap dari bibir sang pujaan hati, bahwa kamu hanyalah pelipur lara, pelepas sepinya. 
Tak pernah terdengar olehmu, apakah ia pernah men-dewi-kanmu, sekejap saja dalam hidupnya.

Tak lebih dari sebuah pertemanan yang habis tergilas waktu seiring berjalannya usia.
Bahkan, tulisan ini lebih mampu bertahan dan mengalir daripada sebuah keterikatan yang hanya fatamorgana.

Cantik rupanya... Kuakui. Meski aku bahkan tak pantas untuk bersaing, tapi eloknya membuat siapa saja akan menengok, tak terkecuali dirinya.
Lihatlah... Ada ribuan orang menyukai dirinya. Tak ada yang mengutuknya, merobek-robek harga dirinya, karena ia cantik.

Semoga terkabul seluruh apapun yang kamu pinta dalam doamu, pun bila ialah sosok yang akan menjadi takdirmu..
Dan semoga aku dapat menemukan makna keindahan sesungguhnya dari seorang yang dapat melihat itu dalam diriku, meski itu bukan dirimu.

Jakarta, 17 September 2021

Comments

Popular Posts