-

 pernahkah kamu merasa ada di satu waktu ketika kau berbaring saja,

tubuhmu terasa berat,

lalu dadamu begitu sesak,

dan bisingnya suara yang terus bersahutan di kepalamu?


rasanya seperti tidak bisa berhenti berpikir, namun di satu waktu kau bahkan tidak berpikir apapun. dunia terlihat sibuk, semuanya berputar cepat. orang-orang sibuk mengejar mimpinya masing-masing. sedangkan kamu hanya berbaring, menatap kosong ke atap kamarmu pada jam satu pagi.


tubuhmu terlalu lelah meminta tuk beristirahat—namun matamu tak bisa mengabulkan permintaan tersebut.

tak terasa sesuatu yang hangat mengalir di pipimu, membasahi bantal. 

tidak ada yang peduli dengan keresahanmu pada dini hari. mereka beristirahat untuk mempersiapkan rencana untuk esok. 


ah, rencana ya?

kamu bahkan tidak punya rencana untuk satu dua jam ke depan, apalagi untuk esok.

kamu terus mengukur dan membandingkan.

padahal semuanya berlari pada jalur masing-masing. 

begitu terus, setiap hari. "pantas saja tidak punya mimpi" begitu kata logikamu. 

tapi hatimu terus mengatakan "tidak apa-apa"

"tidak semuanya harus sekarang"

"tidak semuanya harus seperti mereka"

berusaha menguatkan dengan kekuatan yang tersisa.


otakmu tidak berhenti berputar. menginginkan siapapun yang akan mengerti jalan pikirmu suatu saat. yang tidak membencimu karena dirimu yang aneh. tidak lelah denganmu karena cara pandangmu yang rumit. 

yang akan mendengar keluh kesahmu tanpa harus memotong pembicaraan. yang akan mendengarkan cerita sepelemu tanpa harus dibandingkan oleh ceritanya yang terkesan lebih pedih, seolah itu adalah kompetisi "siapa-yang-paling-menderita". ,yang akan memberi tepukan lembut di pundak—atau bahkan sekedar merangkulmu, sebagai simbol bahwa kau akan baik-baik saja— bahwa dia percaya kamu bisa. bukan merendahkan kemampuanmu, meremehkan logikamu, menganggapmu cengeng dan mencemooh mimpimu lalu mengatakan semuanya sampah sambil memandangmu seperti orang bodoh.

ia hanya percaya padamu, menekan rasa ragu pada dirinya sebab ia tahu kau bisa melewatinya.


begitu batinmu menutup dinginnya jiwamu,

lalu mata itu terpejam untuk esok yang entah harus dijalani seperti apa;

dan untuk apa.

Di bawah mendungnya langit Jawa Barat, 11 Oktober 2020


Aya.

Comments

Popular Posts