Waktu yang Dinantikan
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I'll set you apart...
Batu besar yang dulu aku coba untuk hancurkan, kini perlahan
menjadi kerikil...
Besi yang dulu kulihat paling kuat itu, kini berkarat dan perlahan
mampu dibengkokan...
Kayu jati yang dijagokan para pengrajin itu, perlahan kalah oleh
lahapan rayap...
Tembok tinggi yang keras itu, perlahan mulai runtuh karena
guncangan...
...Running in circles, chasing our tailsHeads on a science apart...
Dulu yang kukira jalanku hanya memutar, kini aku menemukan jalan
lurusnya. Jalan yang belum pernah aku lihat sama sekali. Bukan jalan yang dulu
sering aku lewati dan lihat...
Dulu yang kukira aku akan terus berada dalam kegelapan, kini akhirnya
aku bisa melihat bayangan...
Dulu yang kukira hujan itu turun terus menerus dengan deras dan
enggan berhenti, kini diakhiri dengan gerimis dan diikuti oleh pelangi dengan
langit cerah di belakangnya...
Dulu yang kukira aku tidak akan menemukan celah di balik ini
semua, kini aku menemukan lubang kecil di dalamnya...
Dulu yang kukira aku bodoh sekali melakukan ini semua, kini aku
tersenyum karena ini adalah pilihan yang benar...
Benar apa kata orang-orang di luar sana.
“Sekeras apapun hati manusia, suatu saat akan lembut juga, sebab manusia bisa
berubah...”
Tanpa putus asa aku terus berdoa dan berharap
bahwa kau akan berubah. Jujur, aku kehilangan harapan setelah tau kau sudah
melupakan itu dan berpindah ke yang lain. Aku kadang berpikir, untuk apa aku
menyebutmu dalam doaku? Percuma. Aku berbicara padamu saja tak mempan. Hatimu
keras. Kau tak akan mendengar semua omonganku, yang padahal untuk kebaikanmu.
Aku lelah berdebat denganmu, memberitahumu ini itu, tapi kau hanya menanggapi
seadanya saja. Kau lah batu. Kaulah besi itu. Kaulah kayu jati itu. Kaulah
tembok tinggi itu.
Aku lelah
berharap pada-Nya terkadang, karena tak kunjung juga dikabulkan. Tapi entah
mengapa, di sisi lain hati ini, terdengar suara pelan sekali, menyuruhku untuk
tidak berhenti berusaha. Dan ia berhasil meyakinkan hatiku untuk terus percaya
bahwa ini bisa terjadi.
Pulling your puzzles apart
Questions of science, science and progress
Do not speak as loud as my heart...
Semuanya hanya butuh waktu dan kesabaran....
Setelah tiga tahun aku terus berusaha dan
berharap, semuanya terbayar. Kau yang selama ini kudambakan. Kau yang selama
ini kucintai. Kau yang selama ini kusebut dalam doa. Kau yang selama ini telah
menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh dalam hidupku. Kau yang selalu
menjadi inspirasiku saat aku menulis. Kini berubah...
Dengan malu kau memunculkan kepribadian baru yang
tidak kuduga. Perlahan kau memberanikan diri memulai sesuatu yang baru. Sesuatu
yang selama ini aku harap dan aku sebut dalam doa. Sesuatu yang baik. Sesuatu itu
kini telah dijabah oleh-Nya. Doaku didengar oleh-Nya.
Mungkinkah doaku yang menjadikan batu besar itu kerikil?
Mungkinkah doaku yang menjadikan besi itu mampu dibengkokan?
Mungkinkah doaku yang menjadikan kayu itu termakan oleh rayap?
Atau mungkinkah doaku yang menjadikan tembok itu kini mulai runtuh?
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are...
Maaf aku hanya bisa mendoakanmu dari jauh sini. Tapi,
secercah harapan di sudut kecil ruang hatiku, membutikan bahwa memang Ia mendengar
doaku. Hanya saja, Ia tak langsung mengabulkannya. Ia memberi waktu. Mungkin ingin
melihat seberapa sabarkah aku menunggu.
Dan kini, aku tersenyum. sedikit air mata mengalir. Aku tak bisa menahan haru dan bahagia ini. Aku tahu,
kau akan terus menjadi lebih baik. Pelan-pelan saja, tak usah terburu-buru.
Ingat Ia terus. Aku tahu kau pasti bisa.
Allah berfirman : Jika hamba-Ku mendekati-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekatinya satu hasta, dan jika dia mendekati-Ku satu hasta Aku akan mendekatinya satu depa. Jika dia datang pada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari (HR. Bukhari - Hadits Qudsi)
Aku bersyukur aku bisa dipertemukan denganmu. Terima kasih sekali.
Tetaplah menjadi yang terbaik.
Comments
Post a Comment