Surat Untukmu

Tuan, bukan maksud hati ingin melukai atau menyakiti...
Tuan tahu, aku takkan membiarkan Tuan bersedih hati...

Tuan, memang kita sudah berpisah. Tak apa bagiku jika Tuan ingin melupakanku atau bahkan membenciku karena memang aku pantas mendapatkannya. Berlebihan? Ah, kurasa tidak. 
Tapi Tuan, selagi kau melupakan atau bahkan berusaha membenciku lebih jauh lagi, izinkan aku yang telah mengecewakanmu, tetap menjagamu dan mendoakanmu selalu. Izinkan aku mengagumimu, walaupun kita belum pernah bertemu lagi. Izinkan aku merindukanmu setiap hari, agar aku bisa merasa selalu dekat lagi denganmu.

Tuan, izinkan aku memelukmu dengan unataian doa yang kupanjatkan setiap aku bersujud. Izinkan aku mengirimkan kalimat-kalimat sunyi yang hanya bisa didengar oleh Dia dan hatiku sendiri untukmu. Izinkan aku mengirimnya dengan Dia sebagai perantaranya dalam dzikirku. Kuserahkan semuanya pada Sang Pembolak-Balik Hati ini, karena Dia lah Penggenggam Cinta Yang Abadi. Tuan tidak perlu mengetahui apa isi rangkaian frasa ini untukmu, yang jelas, aku berharap semoga kau selalu nyaman berada dalam doaku yang selalu menyertai Tuan...

Tuan, terimakasih telah menyapa hati ini...
Terimakasih telah mengisi relung hati yang dulu kosong ini...
Memang, dengan kepergianmu hati ini terasa sepi lagi, tapi tidak tuan... tidak... aku tidak mengharapkan kedatanganmu lagi. Aku tahu kau lebih senang dengan keadaanmu sekarang dan aku juga tidak ingin merusak kebahagiaanmu. 

Tuan, jika kau sedang bersedih hati, berceritalah pada Dia. Dia adalah Penjaga Rahasia terbaik, dan Ia lebih hebat dari seorang penasihat bijak terkenal di dunia ini.... Aku janji, Dia akan memberikan jawaban-Nya yang terbaik.
Tuan, berikan seulas senyum tulusmu pada orang-orang yang kau sayangi, dan akupun yakin, pasti ada seseorang yang terpana melihat senyummu itu, layaknya aku. Tuan, hati-hati ya?



Doa yang tak berhujung,

FauziaAqillaFadhil
Nn.
Fauzia Aqilla Fadhil

Comments

Popular Posts