LONG DISTANCE HEART (from the book "Princess Sendal Jepit" by Agyasaziya Raziev)
Ada sepasang mata tertangkap basah memandangku, berbicara melewati
bayangan di atas dermaga. Matamu, yang tetap melindungi timur dan barat untuk
bertemu menjaga deru, tetap lembut teriring ombak berpasir riak.
Aku ingin terus seperti itu, menghalau kebersamaan agar tetap di
tempatnya berdiri. Iya aku tahu… dan tak pernah kuhalangi waktu menculikmu
beberapa saat. Beberapa saat yang begitu lama terhitung sejak hujan berpapasan
dengan malam.
Berulah lagi dewa cinta, memanahku tanpa membiarkan busur bernapas meski
sejenak. Namun aku selalu bersedia terjebak di antara sekat-sekat rindu yang
sama, rindu yang mengantarkanku padamu yang jauh sekaligus dekat.
Kejam sekali jarak, mengintipku sesekali namun tak mengizinkanku
berlari. Aku hanya dapat berjalan perlahan dibentangi pekat, meski memang
memberiku kesempatan menatap mata itu dari dekat. Hei jarak, bisakah kau
mendapatkan sepucuk surat untuk hausku yang berteriak?
“Saat berjalan dengan cinta yang kita ingin dekat, sangat tepat jika kita mengirimkan berlembar-lembar kertas rindu melalui doa. Tidak usah khawatir, karena Dia akan menyampaikan langsung kepada hatinya.”
Comments
Post a Comment